Header Ads

ad728
  • Breaking News

    Manajer HRD PT. FCC Indonesia Klarifikasi Isu "Warga Karawang Bodoh": Ini Fakta Sebenarnya

    Foto : Oktav Andriansyah, Manager HRD PT FCC Indonesia

    Karawang - Ruangbacanews.com

    Manajer HRD PT. FCC Indonesia, Oktav Andriansyah, memberikan klarifikasi terkait video viral di media sosial yang diduga memuat pernyataannya yang menyinggung warga Karawang. 

    Video tersebut berawal dari audiensi Oktav dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Karawang mengenai isu rekrutmen tenaga kerja dari luar Karawang.

    Oktav dengan tegas membantah tuduhan bahwa ia mengatakan warga Karawang "bodoh-bodoh." Ia menjelaskan bahwa video yang beredar telah dipotong dari konteks aslinya.

    "Masyaallah, saya insyaallah enggak pernah ngomong seperti itu," ujar Oktav. "Itu dipotong sebagian. Saya sampaikan juga ke Disnakertrans bahwa persentase tes kelulusan tertulis di Bandung dan di Karawang itu sama saja." tambahnya pada Kamis (24/7/2025).

    Ia menegaskan, "Saya tidak pernah punya niat mendiskreditkan warga Karawang dan punya masalah dengan warga Karawang."

    Mengenai perekrutan di Bandung, Oktav menjelaskan bahwa keputusan tersebut merupakan instruksi langsung darinya dan ia bertanggung jawab penuh. 

    Ia memaparkan bahwa kondisi saat itu tidak memungkinkan untuk menunggu lebih lama, dan sebelum perekrutan di Bandung, pihaknya telah terlebih dahulu melakukan rekrutmen di Karawang.

    Oktav juga menegaskan komitmen PT. FCC Indonesia terhadap penyerapan tenaga kerja lokal sesuai peraturan yang berlaku di Karawang, yaitu 60% tenaga kerja lokal dan 40% non-lokal. 

    "Kami sudah lakukan lebih dari 60%. Kami sudah mengecek dan sudah terserap 69% orang Karawang yang masuk," ungkapnya.

    Oktav menyayangkan bahwa saat klarifikasi di Disnakertrans, ia tidak didampingi oleh pihak FCC yang merekam audiensi.

    Menurutnya, pendampingan tersebut dapat menyeimbangkan informasi secara keseluruhan.

    "Mungkin sangat saya sayangkan, saya hanya klarifikasi saja ke Disnakertrans tanpa didampingi dari pihak FCC yang merekam. Kalau ada pendamping, mungkin bisa menyeimbangkan secara keseluruhan dari audiensi tersebut," jelas Oktav.

    "Mungkin bisa dikatakan yang muncul itu hanya satu paragraf, paragraf selanjutnya tidak disampaikan, jadi muncul ramai saya yang berkata seperti itu padahal kan kalimatnya tidak seperti itu," tegasnya.

    (Red)

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    ad728